
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta telah melaksanaan Project Management Office (PMO) Sekolah Bergerak dengan penuh semangat pada selasa (22/8/2023) yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, guru, dan karyawan SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah Ibu Sri Darwati, S.Pd, M.Pd menyampaikan rasa syukur atas kehadiran semua peserta dalam acara PMO Sekolah penggerak tersebut. Beliau juga menjelaskan bahwa PMO Sekolah penggerak kini dilaksanakan oleh sekolah masing-masing dengan tujuan mengevaluasi, merefleksi, dan merancang materi pembelajaran yang bermakna dan berkualitas.
Kepala Sekolah menekankan bahwa keberhasilan program Sekolah penggerak sangat tergantung pada PMO di tingkat sekolah. Oleh karena itu, peserta diminta untuk serius memahami, memaknai, dan mengimplementasikan hasil dari PMO ini dalam kegiatan belajar mengajar dengan Kurikulum Merdeka.

PMO Sekolah penggerak, kata Ibu Darwati; dilaksanakan pada tiga tingkatan, yaitu di tingkat sekolah, daerah, dan pusat. Tim PMO tingkat sekolah di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta melibatkan Komite Pembelajaran dan guru penggerak yang telah ditunjuk. Mereka fokus pada dua aspek penting: asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran berdiferensiasi.
“Asesmen awal pembelajaran merupakan langkah pertama dalam memahami kebutuhan dan karakteristik siswa. Guru-guru melakukan tes diagnostik untuk menilai minat, gaya belajar, dan persiapan belajar siswa. Hasil asesmen ini digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individual siswa”, ucapnya.
“Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan di mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual setiap siswa. Ini mencakup penyesuaian konten, proses pembelajaran, dan produk yang dihasilkan oleh siswa. Pembelajaran ini bertujuan membuat siswa nyaman, meningkatkan keterampilan mereka, dan memungkinkan mereka untuk merefleksikan diri terhadap materi pelajaran”, pungkasnya.

Dalam sesi diskusi, peserta diajak untuk membuat modul ajar untuk pembelajaran berdiferensiasi. Mereka dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang akan merancang modul ajar sesuai dengan konten dan gaya belajar siswa. Setelah diskusi kelompok, beberapa perwakilan akan mempresentasikan hasil kerja mereka.
Dalam kesimpulan, pelaksanaan PMO Sekolah Penggerak di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran berdiferensiasi, diharapkan siswa dapat belajar dengan lebih efektif sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mereka.

Penulis: Judin, S.Pd.I